Saturday, November 29, 2014

Pohon Jambuku, Si Tua Yang Selalu Memberi Keteduhan

Baru aja balik sampai rumah setelah sebelumnya menginap di kosan teman karena acara kemarin yang selesainya sampai larut malam. Saking capeknya yang gw lakukan langsung tidur, abis tidur makan sambil nonton berita.
okt 2014

Ternyata di salah satu topik yang diangkat yaitu tentang nenek-nenek yang meninggal karena ketiban pohon besar. Pikiran gw pun langsung tertuju dengan pohon jambu depan rumah yang udah tua dan sebenarnya sudah setengah roboh, tapi sampai sekarang masih bertahan karena ditahan oleh tembok. Masih ingat juga dalam benak kapan nih pohon roboh, yaitu pas gw masih kecil (SD) dan weekend. Kala itu gw biasa kalau tidur masih bareng emak bapak, kala itu pas hari libur, pagi-pagi dan hujan besar. Tiba-tiba terdengar suara "gabruk" atau apalah bunyi suaranya yang jelas suaranya gede dan emak gw pun buka horden dan lihat pohon jambunya mau roboh dan tetangga pada rame di bawahnya. Langsung saja gw sama emak dan bapak keluar kamar dan liatin tetangga pada ngambilin buah jambu yang pada jatuh. Emang sih, nih pohon jambu pas waktu tegak kalau berbuah buanyaaak banget dan selalu menggoda iman tetangga buat pada ngambilin. Saking banyaknya pas hujan pohon ini roboh. Dulu kalau berbuah percaya atau tidak buahnya bisa lebih dari satu karung, dan kalau ngambil pakai ember. Bahkan panen terakhir, sekitar kurang lebih sebulanan yang lalu (hari2 terakhir nganggur) kerap sekali gw dengar tetangga yang coba-coba ambil dari bocah hingga emak-emak. Belum lagi kalau rombongan ibu-ibu pengajian lewat pasti pada tereak "Masya Allah, buahnya banyak cakep amat". Gw pun selalu sigap untuk melihat perkembangan buah jambu dari gangguan bocah-bocah yang banyak amat akalnya. Prinsip gw sih, kalau buah yang masuk ke dalam pagar ya harus gw jaga tapi kalau udah ke luar pagar ya di ikhlasin buat diambilin. Nah, kebiasaan orang kalau ngambil jambu yang di luar pagar biasanya gak sabaran, baru gede dikit dah langsung diambilin.
Sejak saat itulah nih pohon dipotong in batangnya, tapi gw ingat kata bapak kalau pohon ini tuh jangan dipotong habis, dibiarin aja sebagian biar adem, dan begitu daunnya terlalu banyak kembali dipangkas lagi. begitu seterusnya hingga saat ini.

Nah, melihat berita itu gw pun habis makan langsung ambil golok, batu asahan dan gergaji. Golok pun diasah dan "pangkas rambut" pohon jambu pun dimulai. Gw pun memulai dengan golok untuk ranting-ranting yang kecil, dan untuk batang yang lumayan gede gw gunakan gergaji dan golok. Dan seperti nasehat yang pernah dibilang, gw pun gak mau memotong habis daunnya, paling gak ada buat "adem" in nih rumah.

No comments:

Post a Comment