Awalnya nih cerita gw bikin buat ikutan lomba jalan2 gratis yang diselenggarakan PT.KAI untuk dapat naik kereta uap jadul gt di ambarawa. Tapi gak menang dan sayang juga kalau dibuang. Beginilah ceritanya...
Hari
libur merupakan hari yang ditunggu oleh sebagian besar siswa Sekolah Dasar
hingga siswa Sekolah Menengah Atas, begitu pula dengan para mahasiswa. Akan
tetapi, waktu liburan yang waktunya “tanggung” ini terkadang membuat para mahasiswa
bingung untuk menghabiskan waktu jika hanya berdiam diri di dalam kost an. Hal
inilah yang mengawali kisah saya dan empat orang teman saat libur kuliah yang
dirasa tanggung untuk balik ke kampung halaman dan sangat disayangkan bila
tidak digunakan untuk jalan-jalan.
Alhasil, kesempatan ini pun kami gunakan
untuk pergi berlibur ke kota Yogyakarta menggunakan Kereta api. Tentunya kelas
yang kami pilih merupakan kelas ekonomi menggunakan keretabernama Progo. Hal
ini bukan karena kehabisan tiket eksekutif akan tetapi karena isi dompet yang
tidak memungkinkan. Sebelum lanjut ceritanya, niat jalan-jalan ini (20 Oktober
2011 hingga 24 Oktober 2011) sebenarnya merupakan ide spontan (dadakan) yang dilontarkan
oleh teman saat istirahat dalam perkuliahan dan secara spontan pula kami ber lima
yang kesemuanya tidak berasal dari Yogyakarta pun setuju untuk berlibur
menggunakan kereta api. Satu teman berasal dari Larantuka dan tiga orang
lainnya berasal dari Pulau Sumatera.
barik, alfri, sigra dan fio |
Transit di Stasiun Cirebon |
Kami
memulai perjalanan dari Stasiun Jatinegara pada malam hari. Kami pun tiba
sekitar dua jam sebelum jadwal keberangkatan. Awalnya kami cukup bosan untuk menunggu
datangnya kereta yang masih lama datang, tetapi kami tetap menikmati suasana
Stasiun Jatinegara dengan diiringi percakapan diantara kami. Kereta pun tiba
dari arah Stasiun Senen dan kami pun masuk untuk mencari kursi yang sesuai
dengan nomor kursi pada tiket. Kursi yang kami pesan tidak dalam satu kelompok kursi
yang berdekatan, ada dua kursi yang tidak berdekatan. Saya putuskan untuk
mengambil satu dari dua kursi yang tidak berdekatan tersebut. Hal ini sengaja
saya lakukan karena rasa keingintahuan untuk berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang yang belum saya kenal. Dalam benak hati mungkin bisa bertemu seorang
gadis dan mengalami kisah seperti film “Before
Sunrise”. Sayang nya harapan saya meleset karena orang yang duduk di
sebelah saya ternyata nenek-nenek beserta keluarga nya, saya pun menghampiri
ketiga teman dan menanyakan penumpang lain apa ada yang mau pindah kursi dan
ternyata ada karena saudaranya duduk dekat kursi saya. Kami pun bertukar tempat
duduk dan dapat duduk dekat dengan yang lainnya. Satu teman masih nyaman dengan
kursinya.
ngobrol-ngobrol dalam kereta |
Gelapnya suasana di luar kereta
tidak sedikit pun mempengaruhi keramaian yang terjadi di dalam kereta. Hampir
semua penumpang bercengkerama di dalam kereta kelas ekonomi tersebut. Begitu
pula dengan kami yang sepanjang perjalanan bercengkerama satu sama lain dengan
topik pembicaraan yang kemana-mana. Dari masalah di perkuliahan hingga
tempat-tempat malam yang seru untuk dikunjungi di Yogyakarta, maklum lah anak
muda yang rasa ingin tahunya besar sekali. Selama dalam perjalanan, tidak
banyak pemandangan yang dapat terlihat karena hari sudah larut malam. Setelah
beberapa jam, kereta pun tiba di Stasiun Cirebon. Kami yang ber lima belum
pernah ke Cirebon sebentar keluar untuk dapat merasakan suasana kota Cirebon
dari dalam Stasiun. Stasiunnya pun cukup besar dan walau hari sudah larut malam
namun suasana Stasiun Cirebon masih cukup ramai oleh pedagang dan tentunya oleh
para penumpang yang turun di Stasiun Cirebon. Satu hal yang tidak lupa untuk
dilakukan yaitu berfoto di Stasiun Cirebon, maklum saja karena kami belum
pernah kesini dan foto-foto merupakan salah satu hal yang sangat sayang untuk
dilewatkan. Peluit dari petugas pun ditiupkan panjang dan kereta melanjutkan perjalanan. Kami melanjutkan
perjalanan dan suasana di dalam kereta pun tidak
pernah sepi. Mulai dari suara batuk, tangisan anak kecil, suara pedagang yang
menjajakan dagangan hingga pengamen jalanan yang saya rasa menghibur. Kami pun
sangat beruntung karena pada saat itu jumlah kursi dan penumpang sudah disesuaikan
sehingga walaupun kelas ekonomi, kereta tidak penuh karena antara jumlah penumpang dengan jumlah kursi sudah
disesuaikan. Sepanjang perjalanan kami bercengkerama dan sesekali “tidur-tidur
ayam”, sesaat tidur sesaat lagi bangun.
Pagi
pun mulai tiba dan pemandangan pun mulai dapat terlihat. Dari dalam kereta,
kami bisa melihat hamparan sawah yang luas seluas mata memandang, deretan rumah
yang beberapa diantaranya masih dalam bentuk rumah tradisional, anak-anak yang
sedang bermain hingga bentuk pemakaman Jawa yang bentuknya sedikit berbeda
dengan bentuk pemakaman yang saya lihat di Jakarta. Semuanya sangat lah
berharga bagi saya karena bisa melihat hal-hal baru yang sebelumnya belum
pernah dilihat. Kereta pun terus berjalan dan rasa kantuk pun mulai datang.
Alhasil saya sempatkan tidur sebentar dengan posisi badan yang sudah cukup
nyaman karena bisa tiduran sepanjang bangku yang sebagian penumpangnya sudah
turun di beberapa stasiun sebelumnya. Tak berapa lama saya bangun kembali dan
kereta pun membawa kami semakin dekat dengan kota Yogyakarta. Kereta pun tiba di Stasiun Lempuyangan.
Setibanya di stasiun Lempuyangan, kami pun berfoto lagi sebelum keluar dari
dalam stasiun.
main ke UGM |
Selama
di kota Yogyakarta banyak tempat yang kami kunjungi baik berlima atau dengan
teman SMA yang sedang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta, tak lupa untuk foto nya. Saya pun bermalam
pindah-pindah dari kost yang satu ke yang lain di sekitar kampus yang namanya
diambil dari nama patih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa
nya. Mulai dari Malioboro dan Pasar Beringharjo yang kami jadikan sebagai
tempat membeli oleh-oleh, lanjut ke Candi Prambanan, keliling kota Yogyakarta
menggunakan Trans Jogja, kawasan universitas UGM dan berbagai tempat lainnya.
Salah satu
yang tidak terlupakan yaitu ketika datang ke Java Karnaval. Acara
tersebut merupakan acara tahunan di Yogyakarta, dilaksanakan di sepanjang Jalan
Malioboro hingga ke Alun-Alun. Saat itu kami pun
takjub dengan kemeriahan pawai
dan banyaknya warga yang berkumpul di Jalan Malioboro. Suasana pun bertambah
ceria ketika kami bertemu teman-teman yang lain, kami pun bercengkrama dan
menikmati keramaian kota Yogyakarta sambil memakan jajanan yang tersedia.Prambanan (sok2an bikin album) |
Keesokannya, kami pun kembali pulang ke Jakarta dengan menggunakan kereta api dari stasiun Lempuyangan. Empat teman saya turun di Stasiun Jatinegara dan saya memutuskan untuk turun di Stasiun Senen agar lebih dekat naik angkot ke rumah. Satu hal yang tidak terlupakan ketika tiba di Stasiun Senen sekitar jam satu an malam dan saya hampir dicopet karena seorang diri keluar dari Stasiun Senen ke arah jalan raya mengarah ke Tugu Proklamasi. Merasa diikuti, maka saya mundur dan membeli minuman air mineral sambil berbicara dengan ibu-ibu penjual minuman tersebut. Berkat kebaikan dan arahan ibu itu, saya bisa terlepas dari tangan-tangan jahil di sekitar Stasiun Pasar Senen dan pulang bersama dengan penumpang kereta lain yang menggunakan motor hingga sampai ke rumah dengan selamat dan tanpa kekurangan apa pun. Itu lah cerita singkat pengalaman berlibur menggunakan kereta api ke Yogyakarta dan kenangan itu pun selalu terlintas ketika mendengar lagu Kla Project yang berjudul Yogyakarta.
Nb: Tidak lupa terimakasih juga buat kawan2 SMA gw yang pada kuliah di jogja yang kasih tebengan kos (raden bagus, azhar, ucup onta), ngaterin kesana kemari (widi,ernisa),dll.
asiknya yang jalan jalan :(
ReplyDelete