Saturday, February 28, 2015

Adu Bandring

Belakangan ini kalau gw perhatikan udah jarang sekali anak-anak main nih permainan. Awalnya karena disuruh emak ambilin benang-benang layangan yang nyangkut di genteng, kebetulan dekat kabel listrik.
Langsung aja dah...
Sejarah penamaan adu bandring gw gak tau dari mana, yang jelas permainan ini dulu kerap kali dimainkan oleh anak-anak kecil yang gak modal. Maklum saja, gak mampu beli benang atau kalau minta duit ke orang tua bilang mau beli benang gak dikasih. Nah, permainan ini sendiri bisa dimainkan minimal oleh dua orang bocah yang tidak ada kerjaan. Modalnya cukup mudah yaitu:
-benang
-batu kecil atau kayu
-insting
cara mainnya pun cukup mudah. Biasanya dimulai dengan pencarian benang gelasan dari layangan putus atau benang yang kusut. Biasanya benang kusut itu terjadi ketika ada seseorang kebanyakan ngulur benang dan tiba-tiba mau ngadu atau ada hal lain sehingga benangnya di ditarik secara cepat (nama kampungnya dibetot secara terus menerus). Kemudian benang gelasan diikatkan pada batu kecil atau kayu atau biji mangga atau apapun yang menurut lu bagus. Selanjutnya kedua anak mengayunkan benangnya hingga bertemu antar pemberat yang diikatkan pada benangnya. Kemudian saling tarik menarik hingga salah satu benangnya putus. 
Permainan ini sendiri menurut gw cukup sederhana tapi bisa dikembangkan yaitu ketika ada beberapa anak yang ikut. Kadang kala bisa dibuat beberapa tim sehingga kalau ada dua anak yang awalnya beradu benang bisa dibela temannya yang langsung melemparkan benangnya ke bentangan tali lawannya yang sedang terikat dengan teman setimnya, kemudian ditarik hingga benang musuhnya putus. Tapi perlu diperhatikan kalau benang musuhnya bagus malah bisa-bisa dua orang yang menyerangnya yang malah putus. Selain itu pemilihan pemberat sangat penting karena pengaruh terhadap ayunan dan tarikan yang ditimbulkan pada benang lawan.
Begitulah sedikit nostalgia dengan permainan di masa kecil. Semoga gak punah ditelan kemajuan zaman.

Wednesday, February 25, 2015

LIBURAN MENDADAK KE YOGYAKARTA

#dibuangsayang
Awalnya nih cerita gw bikin buat ikutan lomba jalan2 gratis yang diselenggarakan PT.KAI untuk dapat naik kereta uap jadul gt di ambarawa. Tapi gak menang dan sayang juga kalau dibuang. Beginilah ceritanya...

Hari libur merupakan hari yang ditunggu oleh sebagian besar siswa Sekolah Dasar hingga siswa Sekolah Menengah Atas, begitu pula dengan para mahasiswa. Akan tetapi, waktu liburan yang waktunya “tanggung” ini terkadang membuat para mahasiswa bingung untuk menghabiskan waktu jika hanya berdiam diri di dalam kost an. Hal inilah yang mengawali kisah saya dan empat orang teman saat libur kuliah yang dirasa tanggung untuk balik ke kampung halaman dan sangat disayangkan bila tidak digunakan untuk jalan-jalan.
barik, alfri, sigra dan fio
Alhasil, kesempatan ini pun kami gunakan untuk pergi berlibur ke kota Yogyakarta menggunakan Kereta api. Tentunya kelas yang kami pilih merupakan kelas ekonomi menggunakan keretabernama Progo. Hal ini bukan karena kehabisan tiket eksekutif akan tetapi karena isi dompet yang tidak memungkinkan. Sebelum lanjut ceritanya, niat jalan-jalan ini (20 Oktober 2011 hingga 24 Oktober 2011) sebenarnya merupakan ide spontan (dadakan) yang dilontarkan oleh teman saat istirahat dalam perkuliahan dan secara spontan pula kami ber lima yang kesemuanya tidak berasal dari Yogyakarta pun setuju untuk berlibur menggunakan kereta api. Satu teman berasal dari Larantuka dan tiga orang lainnya berasal dari Pulau Sumatera.

Transit di Stasiun Cirebon
Kami memulai perjalanan dari Stasiun Jatinegara pada malam hari. Kami pun tiba sekitar dua jam sebelum jadwal keberangkatan. Awalnya kami cukup bosan untuk menunggu datangnya kereta yang masih lama datang, tetapi kami tetap menikmati suasana Stasiun Jatinegara dengan diiringi percakapan diantara kami. Kereta pun tiba dari arah Stasiun Senen dan kami pun masuk untuk mencari kursi yang sesuai dengan nomor kursi pada tiket. Kursi yang kami pesan tidak dalam satu kelompok kursi yang berdekatan, ada dua kursi yang tidak berdekatan. Saya putuskan untuk mengambil satu dari dua kursi yang tidak berdekatan tersebut. Hal ini sengaja saya lakukan karena rasa keingintahuan untuk berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang yang belum saya kenal. Dalam benak hati mungkin bisa bertemu seorang gadis dan mengalami kisah seperti film “Before Sunrise”. Sayang nya harapan saya meleset karena orang yang duduk di sebelah saya ternyata nenek-nenek beserta keluarga nya, saya pun menghampiri ketiga teman dan menanyakan penumpang lain apa ada yang mau pindah kursi dan ternyata ada karena saudaranya duduk dekat kursi saya. Kami pun bertukar tempat duduk dan dapat duduk dekat dengan yang lainnya. Satu teman masih nyaman dengan kursinya.
ngobrol-ngobrol dalam kereta
Gelapnya suasana di luar kereta tidak sedikit pun mempengaruhi keramaian yang terjadi di dalam kereta. Hampir semua penumpang bercengkerama di dalam kereta kelas ekonomi tersebut. Begitu pula dengan kami yang sepanjang perjalanan bercengkerama satu sama lain dengan topik pembicaraan yang kemana-mana. Dari masalah di perkuliahan hingga tempat-tempat malam yang seru untuk dikunjungi di Yogyakarta, maklum lah anak muda yang rasa ingin tahunya besar sekali. Selama dalam perjalanan, tidak banyak pemandangan yang dapat terlihat karena hari sudah larut malam. Setelah beberapa jam, kereta pun tiba di Stasiun Cirebon. Kami yang ber lima belum pernah ke Cirebon sebentar keluar untuk dapat merasakan suasana kota Cirebon dari dalam Stasiun. Stasiunnya pun cukup besar dan walau hari sudah larut malam namun suasana Stasiun Cirebon masih cukup ramai oleh pedagang dan tentunya oleh para penumpang yang turun di Stasiun Cirebon. Satu hal yang tidak lupa untuk dilakukan yaitu berfoto di Stasiun Cirebon, maklum saja karena kami belum pernah kesini dan foto-foto merupakan salah satu hal yang sangat sayang untuk dilewatkan. Peluit dari petugas pun ditiupkan panjang dan  kereta melanjutkan perjalanan. Kami melanjutkan perjalanan dan suasana di dalam kereta pun tidak pernah sepi. Mulai dari suara batuk, tangisan anak kecil, suara pedagang yang menjajakan dagangan hingga pengamen jalanan yang saya rasa menghibur. Kami pun sangat beruntung karena pada saat itu  jumlah kursi dan penumpang sudah disesuaikan sehingga walaupun kelas ekonomi, kereta tidak penuh karena antara jumlah penumpang dengan jumlah kursi sudah disesuaikan. Sepanjang perjalanan kami bercengkerama dan sesekali “tidur-tidur ayam”, sesaat  tidur sesaat lagi bangun.
Pagi pun mulai tiba dan pemandangan pun mulai dapat terlihat. Dari dalam kereta, kami bisa melihat hamparan sawah yang luas seluas mata memandang, deretan rumah yang beberapa diantaranya masih dalam bentuk rumah tradisional, anak-anak yang sedang bermain hingga bentuk pemakaman Jawa yang bentuknya sedikit berbeda dengan bentuk pemakaman yang saya lihat di Jakarta. Semuanya sangat lah berharga bagi saya karena bisa melihat hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dilihat. Kereta pun terus berjalan dan rasa kantuk pun mulai datang. Alhasil saya sempatkan tidur sebentar dengan posisi badan yang sudah cukup nyaman karena bisa tiduran sepanjang bangku yang sebagian penumpangnya sudah turun di beberapa stasiun sebelumnya. Tak berapa lama saya bangun kembali dan kereta pun membawa kami semakin dekat dengan kota Yogyakarta.  Kereta pun tiba di Stasiun Lempuyangan. Setibanya di stasiun Lempuyangan, kami pun berfoto lagi sebelum keluar dari dalam stasiun.
main ke UGM
Selama di kota Yogyakarta banyak tempat yang kami kunjungi baik berlima atau dengan teman SMA yang sedang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta, tak lupa untuk foto nya. Saya pun bermalam pindah-pindah dari kost yang satu ke yang lain di sekitar kampus yang namanya diambil dari nama patih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa nya. Mulai dari Malioboro dan Pasar Beringharjo yang kami jadikan sebagai tempat membeli oleh-oleh, lanjut ke Candi Prambanan, keliling kota Yogyakarta menggunakan Trans Jogja, kawasan universitas UGM dan berbagai tempat lainnya. Salah satu
Prambanan (sok2an bikin album) 
yang tidak terlupakan yaitu ketika datang ke Java Karnaval. Acara tersebut merupakan acara tahunan di Yogyakarta, dilaksanakan di sepanjang Jalan Malioboro hingga ke Alun-Alun. Saat itu kami pun
takjub dengan kemeriahan pawai dan banyaknya warga yang berkumpul di Jalan Malioboro. Suasana pun bertambah ceria ketika kami bertemu teman-teman yang lain, kami pun bercengkrama dan menikmati keramaian kota Yogyakarta sambil memakan jajanan yang tersedia.
Keesokannya, kami pun kembali pulang ke Jakarta dengan menggunakan kereta api dari stasiun Lempuyangan. Empat teman saya turun di Stasiun Jatinegara dan saya memutuskan untuk turun di Stasiun Senen agar lebih dekat naik angkot ke rumah. Satu hal yang tidak terlupakan ketika tiba di Stasiun Senen sekitar jam satu an malam dan saya hampir dicopet karena seorang diri keluar dari Stasiun Senen ke arah jalan raya mengarah ke Tugu Proklamasi. Merasa diikuti, maka saya mundur dan membeli minuman air mineral sambil berbicara dengan ibu-ibu penjual minuman tersebut. Berkat kebaikan dan arahan ibu itu, saya bisa terlepas dari tangan-tangan jahil di sekitar Stasiun Pasar Senen dan pulang bersama dengan penumpang kereta lain yang menggunakan motor hingga sampai ke rumah dengan selamat dan tanpa kekurangan apa pun. Itu lah cerita singkat pengalaman berlibur menggunakan kereta api ke Yogyakarta dan  kenangan itu pun selalu terlintas ketika mendengar lagu Kla Project yang berjudul Yogyakarta.

Nb: Tidak lupa terimakasih juga buat kawan2 SMA gw yang pada kuliah di jogja yang kasih tebengan kos (raden bagus, azhar, ucup onta), ngaterin kesana kemari (widi,ernisa),dll.

Tuesday, February 3, 2015

How Are You Mayu

As usual, today my duty at terminal 2 soekarno hatta international airport (SHIA), fortuity today at terminal arrival 2E where most of the passanger who pass are use garuda plane. This times is so differet with another day that i through at terminal, almost everyday i get new experience but today i say “spesial experience” because my imagination fly into a romantic n fun film which have a “gantung” ending. So, this is my story in indonesian language....cekidot
Pagi tadi, tepatnya sekitar jam 8 pagi nampak seorang perempuan yang masih muda, cantik, rambut bergelombang, putih, gak jerawatan, dst yang datang ke pos “customs” yang menanyakan tentang handphone nya yang tertinggal dan apakah kami melihatnya. Awalnya senior gw yang ajak ngomong dan setelah ditanya-tanya tidak ada yang melihat, tentu ngomongnya pakai bahasa inggris. Dia bilang bahwa dia mengunakan maskapai garuda dari Haneda dan tiba sekitar jam 07.35. Nah, karena dia cantik dan sendirian dengan tampang yang rada sedih karena handphone iphone 5 nya hilang, gw pun mengajak dia ke dalam hangar untuk menanyakan ke kasubsi apa ada handphone yang tertinggal, kebetulan jam segitu penumpang masih sepi #bisadicek. Kami (gw dan si bunga) pun ke hanggar dan jawaban hanggar tidak ada. Sang kasubsi pun menyarankan agar menanyakan hal tersebut ke hangar yang ada di 2D. Nah, jarak dari 2E ke 2 D cukup jauh, gw dan wanita jepang itu pun berjalan menuju ke 2D. Sepanjang perjalanan gw tanya ini itu dan karena gw dan dia gak begitu jago bahasa inggris percakapan pun tidak berjalan begitu lancar. Nah, di tengah jalan gw tanya tentang HP nya dan memastikan apakah HP yang dibawa dia apa memang tertinggal saat di pos tempat kami bertugas karena memang jam setengah delapan pagi kami baru ganti sift dan biasanya kalau memang benar-benar tertinggal di pos pasti ditemukan, dijamin 100%. Di tengah perjalanan dia mulai ragu dan mungkin rada nggak percaya sama gw, yakali tampang gw gak meyakinkan -_-. Dan gw bilang “trust me dan follow me”, sepanjang jalan pun gw bercengkrama tentang jepang, urusan dia datang ke Indonesia,dll yang lu pada nggak perlu tau.wkwkwk......Ternyata ini kali pertama nya visit ke Indonesia.
Katanya dia mau ke lombok selama sepuluh hari dan Hpnya tertinggal. Ketika semakin dekat ke 2D dia pun bilang tadi dia nggak kesini dan gw meyakinkan untuk tetap ikut dan setibanya di 2D kami pun bertanya kepada kasubsi dan jawabannya pun tidak melihat, kemudian tanya petugas admin n yang lain ternyata tidak lihat. Dia pun sedikit kecewa dan rada pasrah. Hmmm...gw tau lah perasaan kalau Hp lu hilang ketika lu lagi ke luar negeri sendirian. (sebenarnya gw gak tau dia sendirian atau ada temannya yg mungkin sudah nunggu di ruang tunggu keberangkatan ). Muka nya pun sedikit berubah dan gw tetap memberi secercah harapan. “if you use garuda, lets we check to lost n found garuda”. Dia pun kayaknya sudah rada males dan berusaha tetap tenang dengan mukanya yg kalem, putih,cantik n gak jerawatan”.wkwkwk....kalau aja muka nya udah ngebetein dan nyolot mah udah langsung gw bilang gak ada.
Gw pun sebenarnya gak begitu yakin kalau ada disana dan apa salahnya kalau coba tanya ke petugas “LF Garuda”. Tak disangka ada, terbungkus dalam kertas dan sesuai dengan yg dideskripsikan dia. Dia pun sangat senang dengan ekspresi muka yang “nyess” bgt karena Hp nya yang hilang ketemu. Berkali-kali ngomong “thank you..thank you” sambil menundukkan kepalanya. Nah, pas dia ambil itu dia menuliskan namanya di kertas yang mengulung Hp nya itu sebagai bukti bagi petugas LF garudanya, dan gw lihat namanya “mayu” ...... lupa kata keduanya dan meninggalkan nomor teleponnya di kertas itu. Setelah itu kami keluar dan mengantar dia ke pos 2E untuk melanjutkan perjalannya ke lombok. Sekilas pas dia menemukan HP dan dalam perjalanan kurang dari satu menit ke pos 2E, dia KAYAKNYA (perasaan doang) mau nanya “whats your name?” dan gw hanya diam sambil senyum dan dia pun senyum sambil jalan.
Nah, gobloknya kan pas dah mau jalan dan lihat mukanya baru gw “nyesel” menanyakan nama dan tanya apa dia punya account media sosial. Mungkin saja bisa berteman di dalam media sosial dan berbagi informasi. Ya, kali aja suatu saat nanti bisa pergi ke Jepang atau negara lain. AMIN dan ketemu dia lagi.
Seharian gw mikir dan sebenarnya bisa aja kalau mau, gw bisa minta nama lengkap n no.hp nya ke pos LF Garuda, tetapi gw inget film hello stanger (Tai banget kan imajinasinya) ketika ketemu tapi gak tau namanya satu sama lain dan gw sengaja kan saja kisah ini biar kayak di film itu.wkwkwkkw....sampah bgt ya imajinasi gw.

Pas gw ngobrol sama senior pun pada bilang kenapa lu gak kenalan nal. Nah, ada lagi senior yang bilang “ikeh ikeh ikeh” dengan nada mendesah dan bilang kalau cewe jepang gitu nal bunyinya.wkwkwk..... kan tambah bego dah.