Tuesday, September 23, 2014

Tips Membuat SIM C Dengan Murni

Awalnya niat membuat SIM C ini timbul bukan karena keinginan gw pribadi, akan tetapi dari seorang kawan yang baru wisudaan yang katanya mau langsung fast track dan ternyata tertunda karena masalah administrasi, si QIbar panggilan gaulnya. waktu itu kami membuat SIM C di SATPAS Jakarta yang letaknya di Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat saat bulan puasa. Awalnya dia yang sebelumnya sudah pernah ikut tes 2 kali dan gagal terus ingin menggunakan jasa calo yang memang sudah banyak tersedia di sekitar area parkir. Gw tetap mencoba murni. Jujurnya sih karena jalur murni itu 155 ribu dan kalau nembak 600 ribu jadi selisihnya cukup besar. 

langsung aja..
  1. Sebelum datang ke SATPAS, pastikan lu membawa kelengkapan administratif yaitu foto copy KTP minimal 3 lembar, uang minimal 160 ribu, dan pakaian yang sopan. Selain itu akan lebih baik kalau membawa ATK seperti pensil dan pulpen. Kalau pun tidak membawa pensil 2B dan saat tes menggunakan sistem yang manual (tidak menggunakan komputer), Bapak Polisi nya pun akan menawarkan Pensil untuk dipinjamkan secara gratis, tapi jangan lupa balikin pas sudah selesai.
  2. Usahakan datang pada pagi hari untuk menghindari antrean panjang.
  3. Setibanya di lapangan parkir langsung aja ke poliklinik untuk tes kesehatan, biayanya 25 ribu. Saat tes, gw hanya menyebutkan huruf yang ditampilkan pada dinding. setelah itu melanjutkan ke dalam gedung utamanya, disana  kita akan menuju ke Bank *** untuk menyetorkan biaya pembuatan SIM C, tentu tarif nya berbeda-beda, tergantung jenis SIMnya.
  4. Setelah itu ke loket asuransi, awalnya gw gak mau membuat asuransi karena gw bilang "saya sudah punya askes Pak", dan melanjutkan ke loket... (lupa) untuk menyerahkan bukti bayar, foto copy KTP dan asuransi. Pas gw kasih asuransi berupa askes ditolak dan gw pun kembali ke loket asuransi untuk buat kartu asuransi, biayanya 30 ribu. Kemudian balik lagi dan diberi kertas kecil untuk selanjutnya ikut tes tertulis di lantai dua.
  5. Nah, waktu tes tertulis itu gak terlalu ramai karena kondisinya mendekati akhir bulan puasa. gw dan si Qibar pun tak perlu antre dan langsung masuk dan menyerahkan kartu ujian tertulis yang sebelumnya dikasih, kemudian mengambil soal yang sudah tersedia di ujung kiri ruangan. Ternyata soalnya ada kodenya, artinya tiap kode soalnya tidak sama. Kebetulan kode soal yang gw ambil no.8. Pak polisi nya pun sebelumnya sedikit ngelawak dan sebelum mengerjakan, ditanyakan bagi peserta yang tidak bawa pensil 2B dapat meminjam. Gw pun meminjam karena yang gw bawa hanya pulpen. 
  6. Waktu tes tertulis pun dimulai selama (rada lupa) kayaknya 15 menit-an dengan jumlah soal sebanyak 30 pilihan ganda. Waktu mengerjakannya tentu serius dan setelah selesai menuju lantai satu untuk menunggu hasil di depan loket 5 (lupa,kayaknya salah). Dan setelah sekian lama nama gw pun dipanggil dan nilai yang tertera 16, atau 2 point dibawah nilai standar untuk lulus. Kawan gw pun lulus dan gw pun menunggu dia langsung ke sesi foto. 
  7. Nah, waktu itu gw ingat-ingat beberapa soal yang berkaitan dengan sanksi (jawabannya 250rb), tentang UU, makna gambar mobil sedan dan motor yang dicoret, posisi tangan saat memegang gas berapa derajat, makna tangan polisi yang jawabannya kendaraan di depan dan belakang berhenti,dll sama pak Polisi. Setelah selesai foto kami pun pulang. Bedanya dia gak balik lagi dan gw balik dua minggu lagi.
Dua minggu kemudian gw balik ke SATPAS dan dengan rasa percaya diri dan penampilan rambut gondrong (namanya juga pengangguran),celana panjang, kaos dan gobloknya gw gak sadar ternyata pakai sendal swallow. Nah, berhubung udah tau beberapa kesalahan yang gw lakukan saat tes tertulis satu dan gw juga sengaja mengambil kode soal yang sama dengan tes tertulis satu, gw pun lulus dan lanjut ke tes praktik. saat tes praktik pun sudah banyak peserta yang menunggu. Nah, pertama kali kita disuruh mengambil motor untuk mengikuti Pak Polisi mengelilingi Satpas, tentu ujian yang ini gampang karena cukup mengikuti pak polisi membawa motor dan yang perlu diperhatikan kaki tidak boleh turun kecuali ada perintah dan LAMPU SEN harus menyala minimal 2 kali sebelum mau belok dan jangan lupa mematikan lampu kalau udah belok. Setelah itu, tes praktik yang sesungguhnya pun dimulai.
  1. Pertama, harus melalui lintasan belok seperti S gak terputus yang jaraknya dekat, kemudian setelah beberapa kali zigzag jaraknya agak jauh. Nah, kecepatan antara zigzag yang dekat dan zigzag yang jauh berbeda, dimana kecepatan untuk melintaz pada jarak yang agak jauh harus lebih cepat (kalau gak salah) 30km/jam. Saat zigzag pendek gw pakai gigi dua dan zigzag panjang gw pakai gigi tiga.
  2. setelah sampai di ujung maka ada tulisan stop dan kaki kiri turun. INGAT!!kaki kiri aja, kemudian belok kiri ke aras lintasan berbentuk angka 8. INGAT!!masuk dan ikuti arah yang tergambar pada lintasan, jangan salah arah. mauk dan keluar harus melalui jalur yang sama.
  3. Setelah lintasan 8, maka kita balik kanan dan ke arah tempat awal  dan jangan lupa untuk mengerem pada ujung lintasan dan kaki kiri turun.
  4. Terakhir dan buat gw gagal yaitu saat ke lintasan yang berbentu U, kaki tidak boleh turun sedangkan gw yang saat itu memakai gigi 3, tetapi terlalu pelan dan derajat "stangnya" kurang sehingga kaki gw pun turun dan langsung gagalll dan pulang dah...
Ketiga kalinya gw datang pagi, rambut sudah dipotong rapih dan memakai sepatu. Datang pagi-pagi dengan penuh keraguan karena lintasan U yang cukup sulit. Dan semakin ragu saat gw langsung ke lapangan tes praktik, hanya ada gw pesertanya sedangkan pengujinya BANYAK bgt sama tes praktik pertama. Ada yang pakai seragam kayak baju olahraga biru, pakaian seragam dan kemeja putih berdasi. Gw pun memilih motor dan sebelum jalan gw pastiin tali sepatu gw gak copot, lanjut memakai helm dan tidak lupa di kunci hingga bunyi "ceklek" dan doa bentar. Zigzag lancar, lanjut lintasan 8 lancar juga dan lintasan U rada gak lancar n kaki gw sempat sekali turun bentar setelah lewatin belokan tajam U nya, gak tau bapak polisinya tau atau nggak, tapi gw rasa dia tau. Dan setelah selesai tes, awalnya gw rada hopeless dan bapaknya becanda "rada gugup ya mas" dan gw jawab "iya pak, rada sulit pak yang U nya". Dan dia bilang wah mas, ini hampir lulus. Dan gw nyeletuk "Pak, kasihan dong sama mahasiswa bolak balik mulu pak.". Entah karena hoki atau iba karena kertas gw yang sudah berwarna warni (bolak balik tes), si Bapak Polisi pun nulis lulus di kertas ujian gw. Gw pun sangat senang dan mengucapkan terimakasih dan lanjut untuk sesi foto.
Sebelumnya ke kamar mandi untuk ngaca dulu, sayang waktu itu WC nya baru diperbaiki dan kacanya belum dipasang. Bodo amat, akhirnya gw nunggu ke loket (lupa) buat foto dan setelah beberapa waktu nama gw dipanggil dan dikasih kartu SIM C. Senang banget rasanya setelah 2 kali gagal dan lebih senangnya saat lihat foto gw di SIM C yang rapih dan bagus, kayak pake kamera 360 tuh si petugas nya.Wkwkkw...SIM C gw pun jadi dan langsung uplot di path biar gahoell.

No comments:

Post a Comment