Tuesday, June 26, 2012

WILAYAH ANTARIKSA INDONESIA

Sebelumnya, tulisan ini merupakan salah satu tugas yang pernah dikerjakan oleh penulis yang basicly tidak tahu-menahu tentang wilayah antariksa. Namun dari beberapa referensi ditulis demikian...


Dalam ajaran agama Hindu, Antariksa (Antariksha) adalah salah satu delapan Wasu. Antariksa merupakan personifikasi dari langit yang tinggi atau atmosfer. Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata Antariksa merujuk kepada luar angkasaLuar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga d isebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial"..
Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer.
Batasan menuju angkasa
§  4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
§  5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
§  16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
§  18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
§  20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
§  24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
§  32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
§  45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
§  50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
§  80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
§  100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).
Kalau Amerika Serikat punya NASA, Indonesia punya LAPAN ­(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Beragam teknologi roket dan satelit telah dikembangkan oleh lembaga yang telah ­berdiri sejak tahun 1963. Pembangunan Bandara Antariksa milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) diperkirakan akan terlaksana pada tahun 2015. 
Saat ini LAPAN sedang melakukan penelitian terhadap 6 desa di Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara sebagai lokasi peluncuran satelit dan roket. Enam desa tersebut yakni Banjar Sari, Meok, Ka’ana, Apoho, Malakoni, dan Kahyapuh.
Jika nantinya sudah ditetapkan lokasi peluncuran satelit itu maka LAPAN akan membuat lokasi zona aman  radius 5 kilo meter. Dampak negatif dari progam ini terhadap masyarakat hanyalah pada saat peluncuran roket dimana dalam radius 5 kilometer harus bersih dari kegiatan apapun.
Pulau Enggano dinilai sebagai tempat yang sesuai untuk pembangunan bandar antariksa. Enggano memiliki populasi penduduk yang tidak terlalu banyak dan tidak berhubungan langsung dengan wilayah negara lain. Tak hanya itu, Enggano juga memiliki luas wilayah yang luas dan lingkungan aman. Selain letaknya strategis,pulau itu juga berhadapan langsung dengan laut bebas, yaitu Samudera Hindia. Prestasi terbaru yang ditorehkan oleh LAPAN adalah peluncuran roket RX 420 di Stasiun Peluncuran Roket di Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat pada 2 Juni 2009. Roket tersebut bukan yang pertama dan sukses diluncurkan LAPAN. Sebelumnya, sudah ada banyak roket ­LAPAN lainnya yang terbang ke angkasa.
Sejak didirikan pada 27 November 1963, LAPAN sudah mengembangkan banyak roket. Di antaranya telah berhasil diluncurkan, seperti roket RX 70, RX 80, RX 100, RKX 100, RX 150, RX 122, RX 250, RX 320, dan RX 420. Masing-masing roket ini memiliki ukuran dan spesifikasi yang berbeda. Yang terkecil adalah RX 70 dengan diameter 70 mm dan jarak jangkau 7 km. Sementara roket yang terbesar—hingga saat ini—adalah RX 420 yang memiliki dia­meter 420 mm, panjang 6200 mm, serta jangkauan terbang hingga 101 km.
Berdasarkan informasi di atas, maka Indonesia tidak memiliki wilayah antariksa karena kita ketahui bahwa antariksa berada jauh di atas permukaan bumi dan berada di ataw wilayah udara Republik Indonesia. Antariksa merupakan zona bebas bagi setiap negara untuk melakukan aktivitas luar angkasa. Seperti meletakkan satelit, bukan menjadi zona untuk terbang pesawat yang umumnya melintasi kawasan udara suatu negara. Saat ini baru terdapat Rancangan Undang-Undang Nomor .... Tahun ... Tentang Keantariksaan yang isisnya bisa dilihat di http://www.pusjigan.lapan.go.id/jikumgan/RUUK-Draft.pdf

No comments:

Post a Comment