Sial...Sial....Sial..
Entah apa salah gw, hari ini sungguh "SESUATU" mengawali liburan smester 3 kampus tercinta yang selalu belakangan liburnya.
Tadi pagi, gw dan paman gw yang tampagnya jauh lebih seram daripada gw pergi ke Serang, Banten. Kami datang kesana dengan tujuan untuk bertapa di karang bolong alias "bohong". Tepatnya untuk memperbaiki rumah BTN yang belum pernah direnovasi dari awal sejak gw belum lahir.
Pas pulang, tepatnya saat menunggu angkutan umum setelah makan mie ayam @Rp. 5.000,00 dan kopi 1 gelas Rp. 2.000,00, di depan pintu Tol Serang tiba-tiba ada mobil kijang lama yang gw lihat yang bawa seperti "amangboru" gw. Di dalamnya ada 3 orang dan mobil itu berhenti di depan gw yang saat itu ada kerumuman orang-orang yang juga sedang menunggu angkutan. 3 orang tersebut langsu keluar dan menuju paman gw yang tampangnya serem, janggutnya panjang dan kayak preman untuk diminta KTPnya karena baru saja ada kasus PEMBUNUHAN dan buser tersebut dapat informasi bahwa ciri2 yang ditunjukkan mirip seperti paman "uda" gw. Gw shock, takut apa benar ternyata uda gw pelakunya karena yang gw tau uda gw adalah sosok yang baik terlebih setelah Alm. bapak gw tiada beliau tetap membatu keluarga gw saat kondisi susah tanpa pamrih. Setelah menunjuk KTP mereka tanya gw dan BERUNTUNG karena saat itu gw membawa dompet yang tadi sebelum berangkat DIKASIH dan DISURUH mama untuk bawa. Biasanya gw sangat males untuk bawa dompet, mau ke kampus, ke mana2 bawaanya ribet kalau bawa dompet.
Saat itulah, gw mengeluarkan KTP, dan untuk lebih meyakinkan gw kasih Kartu Tanda Mahasiswa tapi bukan STAN (nggak bawa) pakai KTM ITB, trus Kartu Perpustakaan Jakarta Barat, sampai Kartu Askes lama yang masih ada foto gw masih kecil nan Unyoe. Setelah melihat keluguan gw, 3 polisi yang nggak pakai seragam tapi dari baik kaosnya ada pistol beralih ke bapak2 yang pakai peci seperti informasi yang didapat. PAS ITU UDA gw pakai topi kayak peci, makanya ditanya pertama kali.
Bapak2 yang kedua ditanya lama sampai ditanya2 mau kemana, darimana, sama siapa,...kerjaannya apa...bla..bla..diraba2...HPnya dibaca2 smsnya oleh pak Polisi kepo,dll. Tentu bapak tersebut yang berprofesi sebagai dukun patah sampai gagap dan mau menangis karena dipojokkan. Akhirnya bapak2 tersebut bebas dan polisi tersebut langsung gerak cepat dan putar mobil di Pepan pintu tol. Nggak berapa lama kami ngobrol2 sama orang disitu dan kata orang disitu tadi emang ada orang yang mencurigakan. dia tergesa2 dan sempat tanya "mobil yang ke Tanggerang mana ya pak?" tapi naiknya malah mobil yang dateng pertama setelah dia tanya yang ke arah Merak yang mobilnya banyak sekali lewat sampai terdengar di telinga gw "Berak..berak" karena BT menunggu bus yang ke Kalideres lama datangnya.
Pak polisi itu mungkin juga menyisipkan ilmu dengan Teori Lombroso dimana menilai seseorang dari karakter fisik seseorang. teori yang gw dapat saat belajar Hukum Pidana oleh dosen DR. J****, SH, LLM, SIP (maaf kalau ada kesalahan gelar)
Setelah itu beberapa mobil patroli pun datang dan sibuk berlalu lalang....
Itulah pengalaman yang mggak bisa dibeli dan ibarat pepatah "sedia payung sebelum harganya naik" begitulah hidup perlu siap siaga. Btw, tu pepatah salah ya....
Kalau diperhatikan juga, coba pas tadi diperiksa ada kamera biar gw bisa masuP(k) tiPi dan kirim2 salam...
satu lagi pelajaran yaitu haruslah kita waspada di setiap tempat nggak hanya dari penampilan seseorang tapi dari...... (isi sendiri)
Entah apa salah gw, hari ini sungguh "SESUATU" mengawali liburan smester 3 kampus tercinta yang selalu belakangan liburnya.
Tadi pagi, gw dan paman gw yang tampagnya jauh lebih seram daripada gw pergi ke Serang, Banten. Kami datang kesana dengan tujuan untuk bertapa di karang bolong alias "bohong". Tepatnya untuk memperbaiki rumah BTN yang belum pernah direnovasi dari awal sejak gw belum lahir.
Pas pulang, tepatnya saat menunggu angkutan umum setelah makan mie ayam @Rp. 5.000,00 dan kopi 1 gelas Rp. 2.000,00, di depan pintu Tol Serang tiba-tiba ada mobil kijang lama yang gw lihat yang bawa seperti "amangboru" gw. Di dalamnya ada 3 orang dan mobil itu berhenti di depan gw yang saat itu ada kerumuman orang-orang yang juga sedang menunggu angkutan. 3 orang tersebut langsu keluar dan menuju paman gw yang tampangnya serem, janggutnya panjang dan kayak preman untuk diminta KTPnya karena baru saja ada kasus PEMBUNUHAN dan buser tersebut dapat informasi bahwa ciri2 yang ditunjukkan mirip seperti paman "uda" gw. Gw shock, takut apa benar ternyata uda gw pelakunya karena yang gw tau uda gw adalah sosok yang baik terlebih setelah Alm. bapak gw tiada beliau tetap membatu keluarga gw saat kondisi susah tanpa pamrih. Setelah menunjuk KTP mereka tanya gw dan BERUNTUNG karena saat itu gw membawa dompet yang tadi sebelum berangkat DIKASIH dan DISURUH mama untuk bawa. Biasanya gw sangat males untuk bawa dompet, mau ke kampus, ke mana2 bawaanya ribet kalau bawa dompet.
Saat itulah, gw mengeluarkan KTP, dan untuk lebih meyakinkan gw kasih Kartu Tanda Mahasiswa tapi bukan STAN (nggak bawa) pakai KTM ITB, trus Kartu Perpustakaan Jakarta Barat, sampai Kartu Askes lama yang masih ada foto gw masih kecil nan Unyoe. Setelah melihat keluguan gw, 3 polisi yang nggak pakai seragam tapi dari baik kaosnya ada pistol beralih ke bapak2 yang pakai peci seperti informasi yang didapat. PAS ITU UDA gw pakai topi kayak peci, makanya ditanya pertama kali.
Bapak2 yang kedua ditanya lama sampai ditanya2 mau kemana, darimana, sama siapa,...kerjaannya apa...bla..bla..diraba2...HPnya dibaca2 smsnya oleh pak Polisi kepo,dll. Tentu bapak tersebut yang berprofesi sebagai dukun patah sampai gagap dan mau menangis karena dipojokkan. Akhirnya bapak2 tersebut bebas dan polisi tersebut langsung gerak cepat dan putar mobil di Pepan pintu tol. Nggak berapa lama kami ngobrol2 sama orang disitu dan kata orang disitu tadi emang ada orang yang mencurigakan. dia tergesa2 dan sempat tanya "mobil yang ke Tanggerang mana ya pak?" tapi naiknya malah mobil yang dateng pertama setelah dia tanya yang ke arah Merak yang mobilnya banyak sekali lewat sampai terdengar di telinga gw "Berak..berak" karena BT menunggu bus yang ke Kalideres lama datangnya.
Pak polisi itu mungkin juga menyisipkan ilmu dengan Teori Lombroso dimana menilai seseorang dari karakter fisik seseorang. teori yang gw dapat saat belajar Hukum Pidana oleh dosen DR. J****, SH, LLM, SIP (maaf kalau ada kesalahan gelar)
Setelah itu beberapa mobil patroli pun datang dan sibuk berlalu lalang....
Itulah pengalaman yang mggak bisa dibeli dan ibarat pepatah "sedia payung sebelum harganya naik" begitulah hidup perlu siap siaga. Btw, tu pepatah salah ya....
Kalau diperhatikan juga, coba pas tadi diperiksa ada kamera biar gw bisa masuP(k) tiPi dan kirim2 salam...
satu lagi pelajaran yaitu haruslah kita waspada di setiap tempat nggak hanya dari penampilan seseorang tapi dari...... (isi sendiri)
No comments:
Post a Comment